Pintu dan Gorden Otomatis
1. Mengetahui dan memahami Touch Sensor dan Sensor PIR.
2. Memahami prinsip
Touch Sensor dan Sensor PIR.
3. Mengaplikasikan
Touch Sensor dan Sensor PIR sebagai Pintu dan Gorden Otomatis
1. Resistor
Konfigurasi Pin
Komponen Input
Konfigurasi pin
Resistor adalah komponen elektronika pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan Resistor adalah Ohm (simbol: Ω) yang merupakan satuan SI untuk resistansi listrik. Resitor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan hukum Ohm (V = I.R ).
Cara menghitung nilai resistansi resistor dengan gelang warna:
a. Dengan kode warna resistor
1. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang pertama.
2. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang kedua.
3. Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ketiga.
4. Masukkan jumlah nol dari kode warna gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n), ini merupakan nilai toleransi dari resistor.
Resistor dengan 4 cincin kode warna
Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai toleransi resistor.
Resistor dengan 5 cincin kode warna
Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai toleransi resistor.
Resistor dengan 6 cincin kode warna
Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan untuk resistor tersebut.
b. Dengan kode huruf resistor
Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :
· R, berarti x1 (Ohm)
· K, berarti x1000 (KOhm)
· M, berarti x 1000000 (MOhm)
Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :
· F, untuk toleransi 1%
· G, untuk toleransi 2%
· J, untuk toleransi 5%
· K, untuk toleransi 10%
· M, untuk toleransi 20%
- Rumus dari Rangkaian paralel Resistor: 1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn
- Rumus resistor dengan hukum ohm: R = V/I
Transistor merupakan alat semikonduktor yang dapat digunakan sebagai penguat sinyal, pemutus atau penyambung sinyal, stabilisasi tegangan, dan fungsi lainnya. Transistor memiliki 3 kaki elektroda, yaitu basis, kolektor, dan emitor. Pada rangkaian kali ini digunakan transistor 2N2222A bertipe NPN. Transistor ini diperumpamakan sebagai saklar, yaitu ketika kaki basis diberi arus, maka arus pada kolektor akan mengalir ke emiter yang disebut dengan kondisi ON. Sedangkan ketika kaki basis tidak diberi arus, maka tidak ada arus mengalir dari kolektor ke emitor yang disebut dengan kondisi OFF. Namun, jika arus yang diberikan pada kaki basis melebihi arus pada kaki kolektor atau arus pada kaki kolektor adalah nol (karena tegangan kaki kolektor sekitar 0,2 - 0,3 V), maka transistor akan mengalami cutoff (saklar tertutup).
Transistor adalah sebuah komponen di dalam elektronika yang diciptakan dari bahan-bahan semikonduktor dan memiliki tiga buah kaki. Masing-masing kaki disebut sebagai basis, kolektor, dan emitor.
1. Emitor (E) memiliki fungsi untuk menghasilkan elektron atau muatan negatif.
2. Kolektor (C) berperan sebagai saluran bagi muatan negatif untuk keluar dari dalam transistor.
3. Basis (B) berguna untuk mengatur arah gerak muatan negatif yang keluar dari transistor melalui kolektor.
Grafik Transitor
Karakteristik dari masing-masing daerah operasi transistor tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
Daerah Potong (cutoff)
Dioda Emiter diberi prategangan mundur. Akibatnya, tidak terjadi pergerakan elektron, sehingga arus Basis, IB = 0. Demikian juga, arus Kolektor, IC = 0, atau disebut ICEO (Arus Kolektor ke Emiter dengan harga arus Basis adalah 0).
Daerah Saturasi
Dioda Emiter diberi prategangan maju. Dioda Kolektor juga diberi prategangan maju. Akibatnya, arus Kolektor, IC, akan mencapai harga maksimum, tanpa bergantung kepada arus Basis, IB, dan βdc. Hal ini, menyebabkan Transistor menjadi komponen yang tidak dapat dikendalikan. Untuk menghindari daerah ini, Dioda Kolektor harus diberi prateganan mundur, dengan tegangan melebihi VCE(sat), yaitu tegangan yang menyebabkan Dioda Kolektor saturasi.
Daerah Aktif
Dioda Emiter diberi prategangan maju. Dioda Kolektor diberi prategangan mundur. Terjadi sifat-sifat yang diinginkan, dimana:
atau
Dioda (diode) adalah komponen elektronika
aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk
menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari
arah sebaliknya. Berikut ini adalah fungsi dari dioda antara lain:
1. Untuk alat sensor panas, misalnya
dalam amplifier.
2. Sebagai sekering(saklar) atau
pengaman.
3. Untuk rangkaian clamper dapat
memberikan tambahan partikel DC untuk sinyal AC.
4. Untuk menstabilkan tegangan pada
voltage regulator
5. Untuk penyearah
6. Untuk indikator
7. Untuk alat menggandakan tegangan.
8. Untuk alat sensor cahaya, biasanya
menggunakan dioda photo.
Simbol dioda
Untuk
menentukan arus zener (IZ), berlaku persamaan :
Pada grafik terlihat bahwa pada tegangan dibawah ambang batas tegangan mundur (reverse) sebuah dioda akan tembus (menghantar) dan tidak bisa menahan lagi. Batas ini disebut dengan area tegangan breakdown dioda. Kondisi dioda pada area ini adalah tembus atau menghantar dan tidak menghambat. Kemudian pada level tegangan diantara tegangan breakdown dan tegangan forward terdapat area tegangan reverse dan tegangan cut off. Pada area ini kondisi dioda adalah menahan atau tidak mengalirkan arus listrik.
JK
flip-flop adalah perangkat memori bit tunggal dua status sekuensial yang
dinamai menurut penemunya oleh Jack Kil. Secara umum memiliki satu pin
input clock (CLK), dua pin input data (J dan K), dan dua pin output (Q dan Q̅)
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. JK flip-flop dapat dipicu pada tepi
depan dari jam atau di tepi belakangnya dan karenanya dapat dipicu oleh
sisi positif atau negatif, masing-masing.
Touch Sensor atau Sensor Sentuh adalah sensor elektronik yang dapat mendeteksi sentuhan. Sensor Sentuh ini pada dasarnya beroperasi sebagai sakelar apabila disentuh, seperti sakelar pada lampu, layar sentuh ponsel dan lain sebagainya. Sensor Sentuh ini dikenal juga sebagai Sensor Taktil (Tactile Sensor). Seiring dengan perkembangan teknologi, sensor sentuh ini semakin banyak digunakan dan telah menggeser peranan sakelar mekanik pada perangkat-perangkat elektronik.
Berdasarkan
fungsinya, Sensor Sentuh dapat dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu Sensor
Kapasitif dan Sensor Resistif. Sensor Kapasitif atau Capacitive Sensor bekerja
dengan mengukur kapasitansi sedangkan sensor Resistif bekerja dengan mengukur
tekanan yang diberikan pada permukaannya.
Sensor
Kapasitif
Sensor
sentuh Kapasitif merupakan sensor sentuh yang sangat populer pada saat ini, hal
ini dikarenakan Sensor Kapasitif lebih kuat, tahan lama dan mudah digunakan
serta harga yang relatif lebih murah dari sensor resistif. Ponsel-ponsel pintar
saat ini telah banyak yang menggunakan teknologi ini karena juga menghasilkan
respon yang lebih akurat.
Berbeda dengan Sensor Resistif yang menggunakan tekanan tertentu untuk
merasakan perubahan pada permukaan layar, Sensor Kapasitif memanfaatkan sifat
konduktif alami pada tubuh manusia untuk mendeteksi perubahan layar sentuhnya.
Layar
sentuh sensor kapasitif ini terbuat dari bahan konduktif (biasanya Indium
Tin Oxide atau disingkat dengan ITO) yang dilapisi oleh kaca tipis dan
hanya bisa disentuh oleh jari manusia atau stylus khusus ataupun sarung khusus
yang memiliki sifat konduktif.
Pada saat jari menyentuh layar, akan terjadi perubahaan medan listrik pada
layar sentuh tersebut dan kemudian di respon oleh processor untuk membaca
pergerakan jari tangan tersebut. Jadi perlu diperhatikan bahwa sentuhan kita
tidak akan di respon oleh layar sensor kapasitif ini apabila kita menggunakan
bahan-bahan non-konduktif sebagai perantara jari tangan dan layar sentuh
tersebut.
Sensor
Resistif
Tidak
seperti sensor sentuh kapasitif, sensor sentuh resistif ini tidak tergantung
pada sifat listrik yang terjadi pada konduktivitas pelat logam. Sensor Resistif
bekerja dengan mengukur tekanan yang diberikan pada permukaannya. Karena tidak
perlu mengukur perbedaan kapasitansi, sensor sentuh resistif ini dapat
beroperasi pada bahan non-konduktif seperti pena, stylus atau jari di dalam
sarung tangan.
Sensor
sentuh resistif terdiri dari dua lapisan konduktif yang dipisahkan oleh jarak
atau celah yang sangat kecil. Dua lapisan konduktif (lapisan atas dan lapisan
bawah) ini pada dasarnya terbuat dari sebuah film. Film-film umumnya dilapisi
oleh Indium Tin Oxide yang merupakan konduktor listrik yang baik dan juga
transparan (bening).
Cara
kerjanya hampir sama dengan sebuah sakelar, pada saat film lapisan atas
mendapatkan tekanan tertentu baik dengan jari maupun stylus, maka film lapisan
atas akan bersentuhan dengan film lapisan bawah sehingga menimbulkan aliran
listrik pada titik koordinat tertentu layar tersebut dan memberikan signal ke
prosesor untuk melakukan proses selanjutnya.
Grafik sensor
Konfigurasi pin
Sensor PIR bekerja dengan cara menangkap pancaran infra merah, kemudian pancaran infra merah yang tertangkap akan masuk melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor pyroelektrik, sinar infra merah mengandung energi panas membuat sensor pyroelektrik dapat menghasilkan arus listrik. Arus listrik inilah yang akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog oleh sensor. Kemudian komperator akan membandingkan sinyal yang sudah diterima dengan tegangan referensi tertentu yang berupa keluaran sinyal 1-bit. Sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1. 0 saat sensor tidak mendeteksi adanya perubahan pancaran infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi infra merah. Sensor PIR hanya dapat mendeteksi pancaran infra merah dengan panjang gelombang 8-14 mikrometer. Manusia memiliki suhu badan yang dapat menghasilkan pancaran infra merah dengan panjang gelombang antara 9-10 mikrometer, panjang gelombang tersebut dapat terdeteksi oleh sensor PIR membuat sensor ini sangat efektif digunakan sebagai human detektor. Sensor PIR hanya akan mendeteksi jika object bergerak atau secara teknis saat terjadi adanya perubahan pancaran infra merah.
Pada rangkaian pemancar hanya pengaturan supaya led infra merah menyala dan tidak kekurangan atau kelebihan daya, oleh karena itu gunakan resistor 680 ohm. Pada rangkaian penerima foto transistor berfungsi sebagai alat sensor yang berguna merasakan adanya perubahan intensitas cahaya infra merah. Pada saat cahaya infra merah belum mengenai foto transistor, maka foto transistor bersifat sebagai saklar terbuka sehingga transistor berada pada posisi cut off (terbuka). Karena kolektor dan emitor terbuka maka sesuai dengan hukum pembagi tegangan, tegangan pada kolektor emitor sama dengan tegangan supply (berlogika tinggi). Keluaran dari kolektor ini akan membuat rangkaian counter menghitung secara tidak teratur dan jika kita tidak meredamnya, bouncing keluaran tersebut ke input couinter. Untuk meredam bouncing serta memperjelas logika sinyal yang akan kita input ke rangkaian counter, kita gunakan penyulut schmitt trigger. Penyulut Schmitt trigger ini sangat berguna bagi anda yang berhubungan dengan rangkaian digital, misal penggunaan pada peredaman bouncing dari saklar-saklar mekanik pada bagian input rangkaian digital.
Sensor
PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya
pancaran sinar infra merah. Sensor PIR bersifat pasif, artinya sensor ini tidak
memancarkan sinar infra merah tetapi hanya menerima radiasi sinar infra merah
dari luar. Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor
gerakan berbasis PIR. Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah
gerakan akan terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal:
manusia) melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal:
dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah yang
diterima setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi
perubahan pembacaan pada sensor. Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian
yaitu :
a.
Lensa Fresnel
Lensa
Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an. Digunakan sebagai lensa yang
memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan paling luas pada lensa
Fresnel adalah pada lampu depan mobil, di mana mereka membiarkan berkas
parallel secara kasar dari pemantul parabola dibentuk untuk memenuhi
persyaratan pola sorotan utama. Namun kini, lensa Fresnel pada mobil telah
ditiadakan diganti dengan lensa plain polikarbonat. Lensa Fresnel juga berguna
dalam pembuatan film, tidak hanya karena kemampuannya untuk memfokuskan sinar
terang, tetapi juga karena intensitas cahaya yang relative konstan diseluruh
lebar berkas cahaya.
b.
IR Filter
IR
Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar infrared
pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan
dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang
dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh
manusia saja.
c.
Pyroelectric Sensor
Seperti
tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32˚C, yang merupakan suhu
panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah
yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari
sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium
nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik. Mengapa
bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah pasif ini
membawa energi panas. Material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik
karena adanya energi panas yang dibawa oleh infrared pasif tersebut. Prosesnya
hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai
solar cell.
d.
Amplifier
Sebuah
sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk pada material
pyroelectric.
e.
Komparator
Setelah
dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan oleh komparator sehingga
mengahasilkan output.
Hampir
semua jenis sensor PIR akan memiliki spesifikasi memiliki perbedaan, meskipun
semuanya memiliki cara kerja yang sama. Dapat cek perbedaan tersebut dalam
datasheet.
1. Ukuran : Persegi
2. Output : Nilai Digital High
(3V) saat dipicu (gerakan terdeteksi), dan nilai digital Low saat menganggur
(tidak ada gerakan terdeteksi). Panjang pulsa ditentukan oleh resistor dan
kapasitor pada PCB.
3. Jangkauan sensitivitas : sampai
20 kaki (6 meters) 110 derajat x 70 derajat jangkauan deteksi
4. Power supply: 3.3V - 5V tegangan
input.
Pada
grafik tersebut:
(a) Arah yang berbeda mengasilkan tegangan yang bermuatan berbeda ; (b) Semakin dekat jarak objek terhadap sensor PIR, maka semakin besar tegangan output yang dihasilkan ; (c) Semakin cepat objek bergerak, maka semakin cepat terdeteksi oleh sensor PIR karena infrared yang ditimbulkan dengan lebih cepat oleh objek semakin mudah dideteksi oleh PIR, namun semakin sedikit juga waktu yang dibutuhkan karena sudah diluar jangkauan sensor PIR.
Dari
grafik, didapatkan bahwa suhu juga mempengaruhi seberapa jauh PIR dapat
mendeteksi adanya infrared dimana semakin tinggi suhu disekitar maka semakin
pendek jarak yang bisa diukur oleh PIR.
Status logika Pengertian logis, benar atau salah, dari sinyal biner yang diberikan. Sinyal biner adalah sinyal digital yang hanya memiliki dua nilai yang valid. Dalam istilah fisik, pengertian logis dari sinyal biner ditentukan oleh level tegangan atau nilai arus sinyal, dan ini pada gilirannya ditentukan oleh teknologi perangkat. Dalam sirkuit TTL, misalnya, keadaan sebenarnya diwakili oleh logika 1, kira-kira sama dengan +5 volt pada garis sinyal; logika 0 kira-kira 0 volt. Tingkat tegangan antara 0 dan +5 volt dianggap tidak ditentukan.
Gerbang Logika (Logic Gates) adalah sebuah entitas untuk melakukan pengolahan input-input yang berupa bilangan biner (hanya terdapat 2 kode bilangan biner yaitu, angka 1 dan 0) dengan menggunakan Teori Matematika Boolean sehingga dihasilkan sebuah sinyal output yang dapat digunakan untuk proses berikutnya.
LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda.
Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).
Tegangan Maju LED
Motor Listrik DC atau DC Motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Prinsip Kerja Motor DC
Terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.
Terdapat besi atau yang disebut dengan nama iron core dililit oleh sebuah kumparan yang berfungsi sebagai pengendali. Sehingga ketika kumparan coil diberikan arus listrik maka akan menghasilkan gaya elektromagnet. Gaya tersebut selanjutnya akan menarik armature untuk pindah posisi dari normally close ke normally open. Dengan demikian saklar menjadi pada posisi baru normally open yang dapat menghantarkan arus listrik. Ketika armature sudah tidak dialiri arus listrik lagi maka ia akan kembali pada posisi awal, yaitu normally close.
Fitur:
1. Tegangan pemicu (tegangan kumparan) 5V
2. Arus pemicu 70mA
3. Maksimum beban AC 10A @ 250/125V
4. Maksimum baban DC 10A @ 30/28V
5. Switching maksimum 300 operasi/menit
1.
Buka aplikasi proteus
2. Pilih komponen yang dibutuhkan, pada
rangkaian ini dibutukan komponen, seperti sensor Sensor PIR, Touch sensor,
resistor, transistor npn, diode, IC 7476 JK Flip-Flop, LED, motor, relay,
logicstate dan ground
3. Rangkai setiap komponen menjadi
rangkaian yang diinginkan
4. Ubah spesifikasi komponen sesuai
kebutuhan
5. Tambahkan DC voltmeter untuk
mengetahui besar tegangan yang dinginkan.
6. Jalankan simulasi rangkaian.
a. Rangkaian
Ketika touch sensor mendeteksi adanya sentuhan (berlogika 1) dan sensor PIR tidak mendeteksi adanya gerakan manusia ( berlogika 0). Output
dari touch sensor
( yang berlogika 1) akan masuk ke input j dari flip-flop. Sesuai dengan tabel
kebenaannya, jika input j berlogika 1 maka output yang akan aktif adalah Q,
sehingga ada arus yang mengalir dari Q masuk ke r1 terus ke base Q1 terus ke
emotor dan ke ground. Karena tegangan pada Q1 lebih besar dari pada tegangan
VBE maka Q1 akan on, karena Q1 on maka ada arus dari power suplly masuk ke
relay sehingga switch pada relay berpindah ke kiri. Dari relay arus masuk ke
colector Q1 terus ke emitor dan ke ground. Karena relay on dan switch berpindah
ke kiri maka arus mengali dari batrai menuju motor, sehingga motor
on ( pintu
terbuka ). Dari
batrai arus juga masuk ke r2 terus ke led sehingga led menyala, dari led arus
kembali ke relay.
Ketika
touch sensor
tidak mendeteksi adanya sentuhan
(berlogika 0) dan sensor PIR mendeteksi
adanya gerakan manusia
( berlogika 1). Output dari sensor
PIR (
yang berlogika 1) akan masuk ke input k dari flip-flop. Sesuai dengan tabel
kebenarannya,
jika input k berlogika 1 maka output yang akan aktif adalah Q-, sehingga ada
arus yang mengalir dari Q- masuk ke r3 terus ke base Q2 terus ke emotor dan ke
ground. Karena tegangan pada Q2 lebih besar dari pada tegangan VBE maka Q2 akan
on, karena Q2 on maka ada arus dari power suplly masuk ke relay sehingga switch
pada relay berpindah ke kiri. Dari relay arus masuk ke colector Q2 terus ke
emitor dan ke ground. Karena relay on dan switch berpindah ke kiri maka
arus mengalir
dari batrai menuju motor, sehingga motor on ( gorden terbuka ). Dari batrai arus juga masuk ke r4
terus ke led sehingga led menyala, dari led arus kembali ke relay.
File Rangkaian klik disini
Video Simulasi klik disini
HTML
Library Touch Sensor
Library Sensor PIR
Datasheet Touch Sensor
Datasheet Sensor PIR
Datasheet Resistor
Datasheet Transistor
Datasheet LED
Datasheet Relay
Datasheet Motor
Datasheet JK Flip-Flop (IC 7476)
Datasheet Dioda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar